Thursday, October 9, 2008

Mudik: trah syawalan

Salah satu kegiatan utama selama mudik adalah mengiktui apa yang disebut dengan "trah syawalan". Keluarga besar berkumpul. Bisa puluhan atau bahkan sampai dua tiga ratusan orang. Acara ini menurut saya sangat baik, namun sayangnya banyak yang tidak dikelola dengan baik.

Misalkan trah yang saya ikuti adalah trah bani Ashari di Purworejo. Bp. Ashari adalah kakek saya. Alm. mbah Ashari adalah ayah dari ayah saya (alm bpk Muhadjir) . Trah ini merupakan salah satu trah yang paling kecil, hanya dari dua generasi di atas saya. Trah yang lain pada umunya dari tiga, empat atau lebih generasi di atas. Bertempat di rumah salah satu paklik/om, acaranya mendengarkan tausiyah, salam2an kemudian diakhiri makan bersama.

Apa tujuan trah? mempererat silaturahmi, saling membantu (utramanya tidak pada saat pertemuan, misalkan ada keluarga yang kesulitan finansial dll, saling memaafkan)
Dengan trah

Beberapa kegiatan yang mungkin bisa lebih mengoptimalkan trah, misalkan:
- Ada yang memfoto secara keseluruhan: setiap orang/keluarga yang datang langsung difoto, demikian juga dengan saat acara.
- Setiap keluarga diminta biodata yang cukup lengkap (termasuk alamat, email, HP, hobi dll)
- Sesaat sebelum selesai acara trah, dibagikan CD yang berisi foto yang sudah ada keterangannya bahwa yang tercantum di foto itu siapa, dan biodata. Jadi selama acara berlangsung ada panitia yang terus bekerja untuk menata foro, memberi komentar, mengentri biodata.
- Kalau sudah ada informasinya bisa ditayangkan dengan projector/infocus. Atau bahkan setiap kepala keluarga memperkenalkan diri, karena banyak yang antar generasi tidak saling kenal, atau sebaya namun jarang ketemu karena berbeda kota.

Ada juga trah yang kegiatannya cukup menarik, misalkan untuk anak-anak kecil diadakan lomba2.