Friday, April 30, 2010

Rencana perjalana ke Kota Bharu

Bis Putrajaya - Kota Bharu 2x sehari 8.30AM dan 9.30PM, RM45.  435 KM, 8 jam
Map
Videos:
Kota Bharu Bandaraya Islam
Siapa kata Kelantan mundur ?

Web
Wiki

Cerana Guesthouse

Ke Melaka, cerita sangat singkat

Rabu 28 April 2010 saya menuju ke Melaka, dari kampus MMU Cyberjaya, sendirian. Kemarinnya saya sudah booking hostel via internet Cafe 1511, 52 Jalan Tun Tan Cheng Lock, Melaka. Single room RM50. Uang muka 10% (standar online booking).  Booking dari web site http://www.hostels.com/ Saya lihat juga di Youtube ttg hostel ini. video1 video2 video3 Saya pilih karena lokasinya yang dekat dengan obyek2 menarik dan kayaknya bersih dan relatif murah, ada kamar untuk single, nggak aneh2 (khusus unt tamu 30+th). Ada 5 kamar di hostel ini. Hanya saya lantar pikir2 gimana ya makannya, cari makanan halal karena hostel di chinatown.

Berangkat pk.9an. Naik bis ke Putrajaya Sentral, lalu ganti bisa ke terminal bis hendak Puduraya KL. Nanya ke bagian informasi katanya bisa Metro no 68. Tunggu sampai sekitar 30 menit kok nggak muncul2 bisanya. Nanya petugas lain, akhirnya saya naik yang jurusan Pasar Seni. Dari Pasar Seni jalan kaki sekitar satu kilometer ke Puduraya. Eee ternyata Pudurayanya tutup, lagi renovasi. Terminal sementara di Bukit Jalil, sekitar 6 km ke selatan. Berita di sini klik Web site pengelola klik. Lalu naik bis RapidKL yg tersedia untuk bolak balik Puduraya - Bukit Jalil RM2. Bisnya nyaman dan tersedia banyak. Tapi saya sebenarnya kearah balik lagi ke selatan, karena Cyberjaya/Putrajaya juga di selatan KL. Foto-foto terminal sementara ada di flickr saya klik.

KL - Melaka sekitar 140 km, naik bis sekitar 2 jam RM12,50. Perjalanan mayoritas di jalan tol (Malaysia expressway) Saya memilih bis KKKL, karena ada rekomendasi di sebuah web site. Enak juga bisnya. Sepanjang perjalanan ngantuk, O ya, di Malaysia motor boleh masuk ke jalan tol. Kayaknya nggak bayar. Tapi untuk tol KL - Putrajaya dilarang, berita di sini klik  Yang saya lihat  di jalan2 baik KL, Johor, Kuching, Melaka, apalagi Cyberjaya/Putrajaya motor lebih jarang dibanding mobil. Informasi lebih lanjut mungkin bisa dilihat di Jabatan Pengangkutan Jalan klik (saya belum explore).

Di Melaka saya turun di terminal bis Melaka Sentral. Terminal terpadu yang nyaman, karena terintergrasi untuk bisa dalam kota, bis luar kota, taksi, komplek perbelanjaan.  Dan tempatnya enak, termasuk banyak temat duduknya. Putar-putar, makan dan santai-santai dulu di Melaka Sentral.  Makan sebaiknya lihat2 pilih yang sehat. Foto-foto Melaka Sentral bisa dilihat di Flickr saya klik
 
Sesuai dengan petunjuk di web site Cafe1511 saya nyari bis no 17. Nah ada sedikit problem di sini. Di pintu keluar-masuk terminal domestik (dalam kota) ada nomor-nomor pintu dan jurusannya. Lho kok hanya sampai no 12? Agak lama kemudian saya keluar, di luar ada lagi nomor dibawah didepan bus2 yang berhenti ngetem. Saya cari no 17. Setelah duduk dan nanya2 kok aneh. Setelah nanya2 ternyata nomor 17 itu nomor yang  ditaruh dikaca depan bis! yang ditulis pakai spidol atau printout. Akhirnya saya naik bisa no 17 yang sudah tua. Ke Clock Tower RM1, sekitar 3 km. Belakangan saya tahu, ada juga bis Panorama yang hop-on hop-off seperti di KL itu, kita bisa bisa untuk sekali jalan RM 1,5 atau untuk terusan (hop-on hop off) RM 2/hari.  Informasi bis Panorama bisa dilihat di sini klik (keberangkatan 30 to 45 minutes. ada 2 bis -double decker dan  6 - single decker)Saya waktu baliknya pakai bis Panorama single decker. Kalau yang double decker nggak lewat Melaka Central.
Rute bis Panorama ada di sini klik

Sampai di Clock Tower saya jalan 10 menitan sampai di hostel sekitar pk.15. Setelah ckeckin saya tiduran dulu di kamar. Video kamar yang saya tempati klik. Agak sorean saya jalan kaki. Sekitar hostel, lewat temple (kelenteng), foto2 masjid Kampung Kling, masjid Kampung Hulu. Menyusuri sungai Melaka. Sungai Melaka merupakan awal sejarah kota Melaka, kejayaan Melaka jaman kesultanan tahun 1500an dan hampir semua obyek wisata di sekitar hulu sungai ini. Terus jalan. Beli peta Melaka RM3 di tampat menara berputar Menara Taming Sari klik Naik bis tingkat terbuka kayaknya bukan bis Panorama. RM 5 putar2 sekitar 30 menit. Setelah kembali lagi ke depan menara Taming Sari saya jalan kaki sedikit ke Newton foodcourt. Disitu ada halal food section. Karena sudah malam dan capek saya balik ke hostel, pk.22. Tentu saja jalan kaki lagi. Hostel sudah tutup, tapi kita disamping diberi kunci kamar juga diberi kartu untuk membuka pintu depan. Dalam hostel sudah sepi.

Paginya setelah subuhan (disini subuh pk. 5.45an), mandi, lalu pk.8 saya cabut jalan kaki lagi. Menyusuri sungai Melaka menuju arah laut. Saya penasaran ingin lihat laut, Ternyata memang dekat sekali. Mampir lihat ferry Indomal yang melayani Melaka - Dumai. Foto dan video ferry serta demaga imigrasi bisa dilihat di Flickr.

Sambil duduk2 makan buah yang beli di warung sebelah terminal ferry, lalu makan di rumah makan padang diseberang jalan. Di Melaka makanan yang terkenal adalah seafood dan Nyonya. Keduanya saya nggak makan :( Seafood alergi asma, makanan Nyonya (peranakan Cina - Melayu takutnya non-halal, mau nyari yang halal nggak tahu dimana).

Terus jalan, lalu agak lama saya di museum Islam. Sambil mencoba merenung-renung ....
Hasil renungan selama di Melaka ingin saya tulis di posting terpisah.

Karena sudah pk.11.30 balik dulu ke hostel untuk check out. Setelah istirahat bentar, checkout lalu jalan lagi. Kemudian mampir ke museum Stadtheuys. Keluar pintu hostel, beberapa langkah saya mencet bel pintu musium Baba Nyonya Heritage  (klik) yang memang bersebelahan persis dengan hostel. Waktu itu pukul 12.00 dan meseum akan ditutup (istirahat siang) pk.12.30. Tiket masuk RM 6.5. Yang punya hostel pas lagi diluar dan bilang ke petugas mjuseum kalau saya tamu hostelnya. Karena sudah mepet petugas museum menawarkan apakah perlu guide? (seingat saya tanpa biaya tambahan).  Saya mengiyakan saja dengan senang hati. Guidenya ibu2 pernakan Cina Melayu (Baba Nyonya) yang sudah agak berumur namun tampaknya masih sangat sehat. Menerangkan dalam bahasa Inggris yang fasih dan cepat (mungkin juga udah apal ya). Sejarah Baba Nyonya cukup menarik. Setelah putar2 memperlihatkan segala sesuatu terkait Baba Nyonya seperti petalatan memasak, makan, kamar mandi, busana, kamar tidur, peti mati, adat istiadat dll selama sekitar setengah jam saya keluar, lho kok piontu keluar tembusnya ke hostel yang saya tinggali itu... Busana perempuan dewasa peranakan Cina Melayu lebih dipengaruhi oleh kebaya Indonesia, dibandingkan yang dari Malaysia (kata guide nya). Maskan Nyonya juga katanya khas, tapi ya itu takut non-halal.

Lalu ke musium maritim yang berbentuk kapal itu. Naik, lihat-lihat sebentar. Melaka dulu terkenal sebagai pelabuhan internasional terbesar di dunia pas jaman kesultanan th.1500an. Makanya untuk mengenang Hang Tuah dkk dan lebih menggairahkan untuk lebih terjun ke dunia maritim atau minimal mencintai, dibuatkah musium ini.

O ya dulu kejayaan Melaka dimulai dari peran pangeran Prameswari yang lari dari kerajaan Sriwijaya. Prameswari kemudian memeluk Islam,  menjadi Raja Iskandar.

Pk.13 naik Melaka River Cruise, klik sekitar 45 menit. Tidak rugi bayar RM10. Samping2 sungai ada jalan yang tertata rapih. Bahkan sungainya ada iguananya... (lihat foto dan video di Flickr saya). Ternyata juga terlihat bahwa Melaka sudah mulai membangun monorail, yang jalurnya banyak juga dipinggir sungai Melaka. (lihat foto dan video di Flickr saya). Akhirnya puas menyusuri sungai, saya mampir ke gedung information center dilantai2 ada suraunya yang ada di seberang clock tower dan shalat jamak dhuhur ashar.

Sekitar pk.15.00 nunggu bus untuk ke Melaka Sentral di stopan bis Clock Tower (atau Stadthuys). Nunggu agak lama munculah bis Panorama. Bisanya enak seperti bis RapidKL, menuju Melaka Sentral cukup lama karena muter dulu... sekalian lihat2 pemandangan..

Di Melaka Sentral kebetulan ada bis yang mau berangkat ke KL. lupa namanya kalau nggak salah CityExpress. Bisnya jalan pelan, tapi kok cukup pelan terus... akhirnya sekitar 1 jam kemudian berhenti. Rem rusak, di jalan tol. Alhamdulillah sekitar 15 menit kemudian nyegat bis, nggak bayar lagi. 


Link lain yg perlu sebelum berkunjung ke Melaka, al:

http://www.melaka.org.my/index.html
http://melakamalaysiatravel.com
http://www.youtube.com/watch?v=qc50CAvnUJw
MALAYSIA: Melaka Early History klik
klik klik

Sunday, April 25, 2010

Cyberjaya lake

Saturday, April 24, 2010

Pengalaman singkat studi S3 di Malaysia

Saya ingin menyampaikan pengalaman pribadi, dan tentunya ini tidak berlaku umum untuk di Malaysia. Apalagi saya hanya sempat mengawali studi S3 sangat singkat, 2 bulan di Multimedia University (MMU) Cyberjaya, karena mendapat beasiswa di tempat. Meskipun demikian saya ingin menulis untuk catatan saya sendiri dan barangkali ada yang membaca bisa membantu memberi sedikit gambaran. Maaf tulisan tidak terstruktur dengan baik.

Mengapa saya waktu itu ingin S3 di Malaysia?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, ada dua alasan mengapa saya ingin studi S3 di luar negeri. Pertama terkait topik penelitian yang ingin saya lakukan, yang saya lihat di Indonesia belum cukup dikembangkan. Kedua, untuk memberi pengalaman hidup (termasuk lebih mempraktekkan bahasa Inggris) baik bagi saya maupun keluarga terutama anak-anak. Mengapa lalu memilih Malaysia? Malaysia dekat apalagi Bandung-KL Air Asia 3x sehari, kalau di Johor ada Bandung-SIngapura, dan cukup terjangkau biaya sekolah dan biaya hidup, karena saya meskipun terapksanya dengan biaya sendiri berupaya tetap studi S3. Jika mendapat bantuan dana dari kantor yg terbatas itu sudah sangat membantu.

Mengapa memilih MMU?
Saya waktu itu berbulan-bulan bolak balik browsing mencari universitas yang saya pikir cocok (parameter utama saya: supervisor dan riset group yang tepat dan aktif). Namun rasanya tidak ada yang cocok. Waktu itu saya merasa yang paling cocok adalah USM. Saya menulis email dua kali, tapi tidak dibalas. Kemudian karena kelamaan tidak mulai studi, saya putuskan yang paling cocok diantara yang ada. Saya pilih Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Johor. Setelah komunikasi dengan calon supervisor di UTM saya menyempatkan diri pergi ke Johor (bersama istri). Bertemu dengan calon supervisor, dan berbincang dengan beberapa mhs S3 Indonesia disitu termasuk yg dibimbing beliau. Juga dengan dosen2 UTM orang Indonesia, karena kebetulan saya menginap di rumah teman istri saya yang suaminya dosen senior UTM. Saat pulang di Indonesia, saya lihat di ingternet ternyata kelompok riset yang di USM yg dulu ingin saya ikut gabung boyongan ke MMU. Saya lihat juga MMU termasuk yang paling murah biaya sekolahnya. Kemudian saya mulai komunikasi dengan calon supervisor MMU (orang yang lain dengan yg saya hubungi di USM dulu) dan alhamdulillah saya diterima di MMU. Saya memilih MMU dibandingkan UTM karena: MMU lebih bernuansa internasional sedangkan UTM nuansa Melayunya sangat kental. Kemudian apalagi setelah pulang dari Johor saya merasa bahwa pembimbing kurang cocok cukup banyak informasi yang kurang mengenakkan tentang ybs.


Bagaimana studi S3 di MMU?
Sekali lagi ini hanya pengalaman singkat dan pandangan sekilas. Saya sendiri alhamdulillah mendapat supervisor yang baik, membantu baik dari sisi akademik maupun non akademik (misalkan mengenalkan adan mengantar keliling kampus). Dari pertemuan pertama ada kesepakatan pertemuan sepekan sekali (biasanya @ 1 jam) di ruangan beliau, Diskusi berjalan dengan baik dan saya terbantu dalam pengembangan topik penelitian studi saya. Untuk lebih mengoptimalkan pertemuan, rencananya saya akan mengajukan bahan2 diskusi lebih spesifik untuk setiap pertamuan selanjutnya, namun keburu saya harus pindah. Saya juga diberi kunci lab, tempat duduk dan PC. Namun ternyata kebanyakan mhs S3 digrup saya adalah part timer dan tinggal diluar Cyberjaya (di Penang dan Kuching), sehingga mereka sangat jarang ke lab. Yang ke lab biasanya seorang mhs S2 dan tiga orang yang mengerjakan proyek penelitian yang tidak begitu terkait dengan penelitian saya. Akhirnya saya lebih banyak bekerja di kamar asrama, dan sesekali di perpustakaan. Proses bimbingan di MMU tidak standar, dari teman lain yang sedang studi S3 di MMU ada yang pembimbingnya ketat dan sangat galak, ada yang iya-iya saja, dan ada yang pembimbingnya malah kabur entah kemana. Demikian juga lab dan riset grup saya lihat kebanyakan tidak jalan. Dibandingkan dengan universitas lain (terutama universitas negeri), MMU relatif muda, sehingga jumlah mhs S3nya pun lebih sedikit.


Lain-lain.
Cyberjaya panas
Kampus MMU fasilitas olah raganya lengkap. Saya rutin berenang dan murah.
Kampusnya modern, bersih
Biaya hidup sedang, hanya akomodasi kalau di Cyberjaya/Putrajaya mahal.

Tinggal di hostel/asrama MMU cukup enak dan membantu.
Sebaiknya berbaur dengan mhs asing, jangan dengan sesama mhs Indonesia terus.
Bahasa pengantar resmi di kampus adalah bhs Inggris.
Ada masjid di MMU dan cukup aktif jamaahnya.

Foto-foto MMU ada di http://www.flickr.com/arifbijaksana

say no to plastic bag

Hidup wajar: menikah.

Salah fase manusia adalah pernikahan. Keyakinan yang saya anut (Islam) siapapun sangat dianjurkan menikah (segera setelah memungkinkan). Mengingkarinya? Baca sisi lain kehidupan Mahatma Gandhi: "Gandhi: Naked Ambition" (buku). misal baca AFP klik

Wednesday, April 21, 2010

Cek kesehatan

Cek kesehatan fisik di lab : kolesterol, tekanan darah, asam urat, gula darah etc etc.. semoga baik. Merasa sehat tidak ada keluhan namun setelah diperiksa di lab kadang ternyata... Yang penting jika ternyata penyakit bagaimana pengobatannya
Cek kesehatan mental (dengan nurani): keimanan, kejujuran, ketekunan, rendah hati etc etc semoga baik. Merasa sudah menjadi orang baik2 setelah direnungkan dengan sungguh2 ternyata ada penyakit bagaimana pengobatannya

Monday, April 19, 2010

DOAJ

Directory of open access journal http://www.doaj.org

BibTex

I develop my own BibTex database. At least there two versions of BibTex style (DBLP and Google Scholar), I combine them.

Jing, Hongyang and Kathleen McKeown. 2000. Cut and paste based summarization. In Proceedings of the First Conference
of the North American Chapter of the Association of Computational Linguistics, pages 178–185, Seattle.
produced by DBLP 
@inproceedings{DBLP:conf/anlp/JingM00,
  author    = {Hongyan Jing and
               Kathleen McKeown},
  title     = {Cut and Paste Based Text Summarization},
  booktitle = {ANLP},
  year      = {2000},
  pages     = {178-185},
  ee        = {http://acl.ldc.upenn.edu/A/A00/A00-2024.pdf},
  bibsource = {DBLP, http://dblp.uni-trier.de}
}
produced by Google Scholar (automatically)
@conference{jing2000cut,
  title={{Cut and paste based text summarization}},
  author={Jing, H. and McKeown, K.R.},
  booktitle={Proceedings of the 1st North American chapter of the Association for Computational Linguistics conference},
  pages={178--185},
  year={2000},
  organization={Morgan Kaufmann Publishers Inc.}
}
My preference (hybrid from two versions above and saved in Jabref)
@conference{jing2000cut,
  author    = {Hongyan Jing and
               Kathleen McKeown},
  title     = {Cut and Paste Based Text Summarization},
  booktitle = {Proceedings of the 1st North American chapter of the Association for Computational Linguistics conference},
  year      = {2000},
  pages     = {178-185},
  ee        = {http://acl.ldc.upenn.edu/A/A00/A00-2024.pdf},
}

luar jendela- mendung pekat

Automatic paraphrasing

Menarik.

Barzilay, Regina and Kathleen McKeown. 2001. Extracting paraphrases from a parallel corpus. In Proceedings of the ACL/EACL, pages 50–57, Toulouse, France.

Alangkah baiknya jika diimplementasikan untuk bahasa Indonesia.
Cocok dijadikan topik TA S1 IF

Sunday, April 18, 2010

A statistical parser: Collin parser







Paper ini sangat populer! Lihat jumlah yg mengacu tulisan ini.
Dikatakan di slide penulis:

PARSING AS A MACHINE LEARNING PROBLEM
Tulisan ini adalah dari thesis PhD Michael Collin di MIT.

Kalau akan diterapkan di bahasa Indonesia salah satu kendalanya ketersediaan data latih yang memadai jumlah dan kualitasnya.

Mengorganisir bacaan

Bagus, tampilan baru books.google.com. Ada kategori
    * Reviewed
    * Favorites
    * Reading now
    * To read
    * Have read
Untuk paper kayaknya begini juga bagus, sayang di Google Scholar belm ada. Sementara bikin sendiri yg sederhana pakai delicious atau apa sekedar untuk keperluan diri sendiri.

Gelar - non gelar

Sepintas saya amati, jika ada konferensi, jurnal, di kita orang2 yang terlibat (terutama panitia/redaksi) hampir selalu menyertakan gelar, sedangkan kalau konferensi/jurnal yg ranking tinggi/tier A hampir selalu tidak menyertakan gelar.

Monday, April 5, 2010

Kebencian antar ras

Saat ini salah satu topik panas di Afrika Selatan adalah dibunuhnya tokoh rasis kulit putih. Di sisi lain ada lagu kemerdekaan kontroversial yg dinyanyikan orang hitam untuk membunuh orang kulit putih

http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/8603048.stm
http://www.youtube.com/watch?v=YT34ymDKMhQ

Mengapa kita membenci orang karena ras?
Meski ada sejarah pahit di masa lalu