Saya ingin menyampaikan pengalaman pribadi, dan tentunya ini tidak berlaku umum untuk di Malaysia. Apalagi saya hanya sempat mengawali studi S3 sangat singkat, 2 bulan di Multimedia University (MMU) Cyberjaya, karena mendapat beasiswa di tempat. Meskipun demikian saya ingin menulis untuk catatan saya sendiri dan barangkali ada yang membaca bisa membantu memberi sedikit gambaran. Maaf tulisan tidak terstruktur dengan baik.
Mengapa saya waktu itu ingin S3 di Malaysia?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, ada dua alasan mengapa saya ingin studi S3 di luar negeri. Pertama terkait topik penelitian yang ingin saya lakukan, yang saya lihat di Indonesia belum cukup dikembangkan. Kedua, untuk memberi pengalaman hidup (termasuk lebih mempraktekkan bahasa Inggris) baik bagi saya maupun keluarga terutama anak-anak. Mengapa lalu memilih Malaysia? Malaysia dekat apalagi Bandung-KL Air Asia 3x sehari, kalau di Johor ada Bandung-SIngapura, dan cukup terjangkau biaya sekolah dan biaya hidup, karena saya meskipun terapksanya dengan biaya sendiri berupaya tetap studi S3. Jika mendapat bantuan dana dari kantor yg terbatas itu sudah sangat membantu.
Mengapa memilih MMU?
Saya waktu itu berbulan-bulan bolak balik browsing mencari universitas yang saya pikir cocok (parameter utama saya: supervisor dan riset group yang tepat dan aktif). Namun rasanya tidak ada yang cocok. Waktu itu saya merasa yang paling cocok adalah USM. Saya menulis email dua kali, tapi tidak dibalas. Kemudian karena kelamaan tidak mulai studi, saya putuskan yang paling cocok diantara yang ada. Saya pilih Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Johor. Setelah komunikasi dengan calon supervisor di UTM saya menyempatkan diri pergi ke Johor (bersama istri). Bertemu dengan calon supervisor, dan berbincang dengan beberapa mhs S3 Indonesia disitu termasuk yg dibimbing beliau. Juga dengan dosen2 UTM orang Indonesia, karena kebetulan saya menginap di rumah teman istri saya yang suaminya dosen senior UTM. Saat pulang di Indonesia, saya lihat di ingternet ternyata kelompok riset yang di USM yg dulu ingin saya ikut gabung boyongan ke MMU. Saya lihat juga MMU termasuk yang paling murah biaya sekolahnya. Kemudian saya mulai komunikasi dengan calon supervisor MMU (orang yang lain dengan yg saya hubungi di USM dulu) dan alhamdulillah saya diterima di MMU. Saya memilih MMU dibandingkan UTM karena: MMU lebih bernuansa internasional sedangkan UTM nuansa Melayunya sangat kental. Kemudian apalagi setelah pulang dari Johor saya merasa bahwa pembimbing kurang cocok cukup banyak informasi yang kurang mengenakkan tentang ybs.
Bagaimana studi S3 di MMU?
Sekali lagi ini hanya pengalaman singkat dan pandangan sekilas. Saya sendiri alhamdulillah mendapat supervisor yang baik, membantu baik dari sisi akademik maupun non akademik (misalkan mengenalkan adan mengantar keliling kampus). Dari pertemuan pertama ada kesepakatan pertemuan sepekan sekali (biasanya @ 1 jam) di ruangan beliau, Diskusi berjalan dengan baik dan saya terbantu dalam pengembangan topik penelitian studi saya. Untuk lebih mengoptimalkan pertemuan, rencananya saya akan mengajukan bahan2 diskusi lebih spesifik untuk setiap pertamuan selanjutnya, namun keburu saya harus pindah. Saya juga diberi kunci lab, tempat duduk dan PC. Namun ternyata kebanyakan mhs S3 digrup saya adalah part timer dan tinggal diluar Cyberjaya (di Penang dan Kuching), sehingga mereka sangat jarang ke lab. Yang ke lab biasanya seorang mhs S2 dan tiga orang yang mengerjakan proyek penelitian yang tidak begitu terkait dengan penelitian saya. Akhirnya saya lebih banyak bekerja di kamar asrama, dan sesekali di perpustakaan. Proses bimbingan di MMU tidak standar, dari teman lain yang sedang studi S3 di MMU ada yang pembimbingnya ketat dan sangat galak, ada yang iya-iya saja, dan ada yang pembimbingnya malah kabur entah kemana. Demikian juga lab dan riset grup saya lihat kebanyakan tidak jalan. Dibandingkan dengan universitas lain (terutama universitas negeri), MMU relatif muda, sehingga jumlah mhs S3nya pun lebih sedikit.
Lain-lain.
Cyberjaya panas
Kampus MMU fasilitas olah raganya lengkap. Saya rutin berenang dan murah.
Kampusnya modern, bersih
Biaya hidup sedang, hanya akomodasi kalau di Cyberjaya/Putrajaya mahal.
Tinggal di hostel/asrama MMU cukup enak dan membantu.
Sebaiknya berbaur dengan mhs asing, jangan dengan sesama mhs Indonesia terus.
Bahasa pengantar resmi di kampus adalah bhs Inggris.
Ada masjid di MMU dan cukup aktif jamaahnya.
Foto-foto MMU ada di http://www.flickr.com/arifbijaksana
Showing posts with label MMU. Show all posts
Showing posts with label MMU. Show all posts
Saturday, April 24, 2010
Friday, March 5, 2010
Thursday, March 4, 2010
Jendela, fan 24 jam non stop
24 jam non stop: di asrama MMU Cyberjaya ini jendela kamar dibuka dan fan dihidupkan. Kalau nggak, gerah. Tapi alhamdulillah nikmat untuk bekerja.
Apa yang dicari?
Seorang mahasiswa baru S3 di MMU Malaysia diminta oleh pembimbingnya yang profesor penuh dan sudah senior untuk mengerjakan penelitian yang tidak terkait langsung dengan bidang mahasiswa tsb., (Proyek sang profesor?) Mahasiswa disuruh kerja sendiri, tanpa partner. Enam bulan kemudian diminta nulis dan dikirim ke jurnal level 1 (!). Hasilnya bisa ditebak: ditolak. Ini salah satu protret buram pendidikan di Malaysia. Semoga hanya sebuah kasus langka saja.
Dari teman yg sedang S3 di UPM Malaysia ".. disini dosen2 sangat mentargetkan publish paper... paper kita sbg tugas kuliah, akan mereka tambah2kan sedikit. kemudian dia cantumkan nama dia sbg penulis pertama dipaper tsb.." (maaf bu, semoga tidak keberatan saya copy di halaman ini, terimakasih) Ada dua keanehan: tulis nama sendiri sebagai penulis pertama, dan utamakan kuantitas dibanding kualitas.
Dari teman yg sedang S3 di UPM Malaysia ".. disini dosen2 sangat mentargetkan publish paper... paper kita sbg tugas kuliah, akan mereka tambah2kan sedikit. kemudian dia cantumkan nama dia sbg penulis pertama dipaper tsb.." (maaf bu, semoga tidak keberatan saya copy di halaman ini, terimakasih) Ada dua keanehan: tulis nama sendiri sebagai penulis pertama, dan utamakan kuantitas dibanding kualitas.
Wednesday, March 3, 2010
Bimbingan S3 di MMU
Dari beberapa teman yang saya tahu dari pengalaman saya (yang baru sebentar) dan beberapa orang yang lebih dari satu tahun sebagai mahasiswa S3 di MMU. Di sini proses bimbingan tidak standar, tidak sama antara dosen satu dengan dosen lainnya. Ada yang seminggu sekali ketemu, ada yang terserah mahasiswanya, dan ada juga yang dosennya hampir nggak berfungsi sebagai pembimbing.
Sedangkan untuk research group, kebanyakan tidak jalan. Semua kerja sendiri-sendiri. Ruang lab dan meja memang disediakan, namun jarang yang dipakai. Tidak ada diskusi rutin tentang penelitian di kelompok itu. Alhamdulillah pembimbing saya enak, aktif dan responsif. Enak kalau ketemu orangnya friendly bahkan pertama kali saya ke sini diantar putar2 kampus ngurus segala sesuatunya. Kebeulan saat itu saya sama istri saya sehingga pembicaraan juga tentang kehidupan keluarga. Bahkan waktu mau pulang dia ngajak bareng dan nganterin kami ke terminal bis. Pembimbing saya aktif salam bidangnya (NLP), dia sekitar 1,5 th pindah dari USM Penang (bersama dengan beberapa orang lain dalam grupnya). Departemen Computer Science di sana -katanya- termasuk yang paling maju risetnya di Malaysia. Disamping itu dia juga responsif, kalau saya kirim email pasti dibalas dalam waktu yang tidak lama. Jika ada janji kemudian ternyata ada ada perlu lain, dia email dan nelpon untuk diundur.
Oleh karena itu salah satu yang sangat penting kalau mau sekolah S3 di MMU dan mungkin di banyak Univ lain di Malaysia adalah kita kontak2 dengan pembingbing sebelum kita mulai sekolah. Bahkan jika kita sudah diterima sebaiknya kita temui langsung dulu sebelum kita registrasi.
Sedangkan untuk research group, kebanyakan tidak jalan. Semua kerja sendiri-sendiri. Ruang lab dan meja memang disediakan, namun jarang yang dipakai. Tidak ada diskusi rutin tentang penelitian di kelompok itu. Alhamdulillah pembimbing saya enak, aktif dan responsif. Enak kalau ketemu orangnya friendly bahkan pertama kali saya ke sini diantar putar2 kampus ngurus segala sesuatunya. Kebeulan saat itu saya sama istri saya sehingga pembicaraan juga tentang kehidupan keluarga. Bahkan waktu mau pulang dia ngajak bareng dan nganterin kami ke terminal bis. Pembimbing saya aktif salam bidangnya (NLP), dia sekitar 1,5 th pindah dari USM Penang (bersama dengan beberapa orang lain dalam grupnya). Departemen Computer Science di sana -katanya- termasuk yang paling maju risetnya di Malaysia. Disamping itu dia juga responsif, kalau saya kirim email pasti dibalas dalam waktu yang tidak lama. Jika ada janji kemudian ternyata ada ada perlu lain, dia email dan nelpon untuk diundur.
Oleh karena itu salah satu yang sangat penting kalau mau sekolah S3 di MMU dan mungkin di banyak Univ lain di Malaysia adalah kita kontak2 dengan pembingbing sebelum kita mulai sekolah. Bahkan jika kita sudah diterima sebaiknya kita temui langsung dulu sebelum kita registrasi.
Tuesday, March 2, 2010
Hibah penelitian
Tahun 2010 ini untuk fase 1 MMU dapat hibah dari Dikti MY RM547.400 atau sekitar Rp. 1,5M untuk 15 proyek penelitian (yang ditolak 52 proyek).
lambaaaaat banget
Download paper malam ini dari asrama MMU CJ lambaaat banget.. 1 KB/sec .. lalu berhenti .. dst... :(
Saturday, February 27, 2010
Tulisan tentang MMU dan Cyberjaya
Saya ingin menuliskan di catatan harianku ini tentang Multimedia University (MMU) khususnya MMU Cyberjaya dan tentang Cyberjaya. Ya... tulisan tidak terstruktur sama sekali, potong2an pendek dan saya tulis sebatas pengalaman dan pengetahuan yang saya tahu saja. Akan saya taruh dalam tag MMU dan tag Cyberjaya.
Subscribe to:
Posts (Atom)