Tuesday, September 23, 2008

Wakaf untuk masjidil haram, menjamu orang yang berbuka

Subuh pagi di bulan Ramadhan penah berkah ini di masjid dekat rumah, seorang pemuda dengan sangat menariknya memberikan ceramah.
"Di tanah suci Mekah saat ini terjadi pwmbangan Masjidil Haram yang intensif. Perluasan besar2an".
"Salah satu hal menarik yang patut kita tiru adalah semangat penduduk setempat untuk berinfak"
"Untuk perluasan Masjidil Haram banyak hotel, toko, rumah disekitarnya yang harus digusur, diratakan dengan tanah"
"Berapa harga tanah disitu?"
"Harganya paling mahal di dunia, sekitar Rp. 600 jt per m2"
"Namun yang patut kita contoh, ada beberapa pemilik tanah yang mewakafkan tanah2 mereka untuk perluasan masjid. Meraka tidak minta ganti rugi"
"Semangat ini diikuti juga dengan hebatnya smangta kontraktor pembangunan perluasaa masjid. Mereka hanya minta bayaran 1 Real untuk pekerjaan besar itu"

Kemudian pemuda itu melanjutkan dengan kisah lain di tanah suci, saat bulan Ramadhan di sana.
"Jika kita berada di tanah suci saat bulan Ramdhan, misalkan di masjid Nabawi di Madinah kita akan menjumpai hal-hal yang sangat meyejukkan, sekaligus mengharukan"
"Banyak orang berlomba-lomba untuk memberi makanan untuk berbuka puasa, mereka proaktif 'mengejar' orang untuk diajak berbuka hingga ke toliet masjid mereka mencari dan menunggu orang untuk diajak berbuka menyantap makanan yang mereka sediakan"
"Hebatnya lagi mereka mengajak anak-anak mereka membantu mereka untu melayani orang-orang itu"
"Segala mereka sediakan termasuk misalakan tisue"

Ustadz muda itu mengakhiri ceramah subuh nya "Kita harus meniru semangat mereka yang sangat antusias, berlomba-loba dalam berinfak"

Dalam perjalan pulang dari masjid saya berfikir, alangkah hebatnya mereka. Namun juga timbul harapan (atau pertanyaan?): andaikan pemerintah2 di Timur Tengah yang kaya raya itu, juga banyak penduduknya yang berlimpah hartanya itu mau proaktif, "menguber" orang-orang miskin yang banyak itu: di Afrika, di Asia Selatan, juga di Indonesia untuk dibantu. Andaikan mereka proaktif dan sistematis dalam upaya memajukan ummat. Atau sudah meraka lakukan? sudah??

Satu jari menunjuk ke mereka. empat jari menunjuk ke diri sendiri. "Apakah aku juga sudah berupaya sebaik mungkin membantu orang lain?" "Dengan segala keterbatasanku".

@home, syly 1/2