Thursday, November 6, 2008

Prediksi kemenangan Obama

Perkiraan Abramowitz yang Paling Akurat

Kompas, 6 Nov 2008
http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/06/09481970/Perkiraan.Abramowitz.yang.Paling.Akurat


Banyak orang yang sudah memperkirakan Obama akan menang. Namun, tidak ada yang paling akurat memprediksi kemenangan Obama selain Alan I Abramowitz, pakar politik dari Emory University, Atlanta, Georgia, AS. Dalam perkiraannya, Abramowitz mengatakan bahwa hasil jajak pendapat tidak lagi memengaruhi opini warga. Pilihan warga sudah pasti, Barack Obama.

Kelebihan Abramowitz adalah perkiraannya dilakukan dengan analisis secara saksama, yang dia lakukan enam bulan lalu. Dia menggunakan model analisis regresi yang tidak dipahami awam, tetapi kesimpulannya adalah tidak ada lagi keraguan Obama sudah pasti menang.

Bagi mereka yang tertarik dengan analisis Abramowitz, pakar politik ini sudah menuliskan perkiraannya itu dalam artikel berjudul ”Forecasting the 2008 Presidential Election with the Time-for-Change Model”.

Kemenangan Obama, menurut dia, adalah karena Partai Republik sudah dua periode menjabat presiden, yakni Presiden George Walker Bush, periode 2000-2008. Setelah dua periode, hampir selalu muncul keinginan kuat dari warga AS agar presiden baru tidak lagi berasal dari partai yang sama. Inilah yang membuat Abramowitz mengatakan model analisisnya sebagai ”model perubahan”. Warga ingin perubahan kepemimpinan di Gedung Putih, yang sesuai dengan moto Obama, ”Change We Believe In”.

Dia memperkuat analisisnya dengan memasukkan variabel lain, yakni faktor ekonomi. Makin buruk keadaan ekonomi, makin kecil kemungkinan untuk menang bagi seorang capres dari partai yang mewarisi kekacauan ekonomi. John McCain, capres dari Partai Republik, tidak diuntungkan dengan faktor ekonomi yang kacau warisan Presiden Bush, yang juga dari Partai Republik.

Variabel lain yang dia masukkan dalam perhitungannya adalah popularitas presiden pendahulu. Jika popularitas presiden sebelumnya buruk, kecil kemungkinan untuk menang bagi capres dari partai serupa. Bush dari Republik memiliki popularitas terburuk sepanjang sejarah AS. Hal ini turut menodai McCain, yang juga dari Republik.

Popularitas Bush yang sangat buruk semakin memperkuat penolakan warga untuk memilih capres dari partai yang sama.

Menurut Abramowitz, model ”saatnya untuk perubahan” jauh lebih akurat memperhitungkan pemenang pemilu presiden ketimbang jajak pendapat. Bahkan, dia mengatakan, jajak yang dilakukan hanya beberapa pekan menjelang pemilu sudah tidak memengaruhi pilihan rakyat. Dengan kata lain, untuk pemilu 2008, kata Abramowitz, Obama adalah pemenang.

Hanya satu kelemahan perkiraan Abramowitz. Dia mengatakan, seharusnya Obama akan menang telak. Namun, dia juga menambahkan, karena Obama adalah kulit hitam, kemungkinan Obama hanya menang tipis. Masalahnya, ada warga yang tidak mau memilih capres yang kulit hitam. Ini ternyata salah. Ras tidak memengaruhi pilihan warga.

Obama, hingga tulisan ini diturunkan, sudah meraih 338 suara (electoral votes) dari 270 suara yang dibutuhkan oleh seorang pemenang presiden. Ini adalah kemenangan telak.

Saat memenangi pemilu tahun 2000, Bush hanya mampu meraih 271 suara dan menang atas Al Gore. Pada 2004, Bush hanya bisa meraih 286 suara dan menang dari John F Kerry. (Simon Saragih, dari AS)