Kemarin saya ikutan SNIKA di Unpar.
Beberapa komentar:
* Acara akademik seperti ini sangat bagus.
* Kebanyakan lingkup konferensi di Indonesia terlalu luas, termasuk SNIKA ini.
* Lebih baik namanya adalah Konferensi... bukan Seminar...., karena maknanya beda, lihat di petunjuk IEEE dll. Beberapa acara serupa di Indonesia dinamakan seminar seperti ini..
* Hampir semua konferensi di Indoensia sulit ditemui paper fulltext softcopynya, berbeda dengan konferensi di luar negeri. Baik itu di web site konferensi maupun web site pengarang. Prosiding hanya tersedia versi cetak. Sangat sangat, penyebaran ilu jadi sulit.
* Program/acara kebanyakan konferensi di Indoensia cenderung hanya: seminar dan presentasi paralel dari hasil CFP. Sangat bermanfaat kalau ada: tutorial, panel diskusi akademik dll. Kita bisa contoh konferensi2 internasional yang sudah mapan. (misal konferensi KDD)
* Untuk panel seminar, konferensi2 di kita cenderung menghadirkan "selebriti"/pejabat, bukan pakar.
* Saya pernah bincang2 dengan seseorang, andaikata banyak peneliti/dosen dari universitas2 tidak terkenal namun menghasilkan karya bagus. Ternyata kemarin ada pak Mauritsius Tuga dari Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang yang bagus dan serius penelitiannya. Beliau mendalami "timetabling problem".