Saturday, April 24, 2010

Pengalaman singkat studi S3 di Malaysia

Saya ingin menyampaikan pengalaman pribadi, dan tentunya ini tidak berlaku umum untuk di Malaysia. Apalagi saya hanya sempat mengawali studi S3 sangat singkat, 2 bulan di Multimedia University (MMU) Cyberjaya, karena mendapat beasiswa di tempat. Meskipun demikian saya ingin menulis untuk catatan saya sendiri dan barangkali ada yang membaca bisa membantu memberi sedikit gambaran. Maaf tulisan tidak terstruktur dengan baik.

Mengapa saya waktu itu ingin S3 di Malaysia?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, ada dua alasan mengapa saya ingin studi S3 di luar negeri. Pertama terkait topik penelitian yang ingin saya lakukan, yang saya lihat di Indonesia belum cukup dikembangkan. Kedua, untuk memberi pengalaman hidup (termasuk lebih mempraktekkan bahasa Inggris) baik bagi saya maupun keluarga terutama anak-anak. Mengapa lalu memilih Malaysia? Malaysia dekat apalagi Bandung-KL Air Asia 3x sehari, kalau di Johor ada Bandung-SIngapura, dan cukup terjangkau biaya sekolah dan biaya hidup, karena saya meskipun terapksanya dengan biaya sendiri berupaya tetap studi S3. Jika mendapat bantuan dana dari kantor yg terbatas itu sudah sangat membantu.

Mengapa memilih MMU?
Saya waktu itu berbulan-bulan bolak balik browsing mencari universitas yang saya pikir cocok (parameter utama saya: supervisor dan riset group yang tepat dan aktif). Namun rasanya tidak ada yang cocok. Waktu itu saya merasa yang paling cocok adalah USM. Saya menulis email dua kali, tapi tidak dibalas. Kemudian karena kelamaan tidak mulai studi, saya putuskan yang paling cocok diantara yang ada. Saya pilih Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Johor. Setelah komunikasi dengan calon supervisor di UTM saya menyempatkan diri pergi ke Johor (bersama istri). Bertemu dengan calon supervisor, dan berbincang dengan beberapa mhs S3 Indonesia disitu termasuk yg dibimbing beliau. Juga dengan dosen2 UTM orang Indonesia, karena kebetulan saya menginap di rumah teman istri saya yang suaminya dosen senior UTM. Saat pulang di Indonesia, saya lihat di ingternet ternyata kelompok riset yang di USM yg dulu ingin saya ikut gabung boyongan ke MMU. Saya lihat juga MMU termasuk yang paling murah biaya sekolahnya. Kemudian saya mulai komunikasi dengan calon supervisor MMU (orang yang lain dengan yg saya hubungi di USM dulu) dan alhamdulillah saya diterima di MMU. Saya memilih MMU dibandingkan UTM karena: MMU lebih bernuansa internasional sedangkan UTM nuansa Melayunya sangat kental. Kemudian apalagi setelah pulang dari Johor saya merasa bahwa pembimbing kurang cocok cukup banyak informasi yang kurang mengenakkan tentang ybs.


Bagaimana studi S3 di MMU?
Sekali lagi ini hanya pengalaman singkat dan pandangan sekilas. Saya sendiri alhamdulillah mendapat supervisor yang baik, membantu baik dari sisi akademik maupun non akademik (misalkan mengenalkan adan mengantar keliling kampus). Dari pertemuan pertama ada kesepakatan pertemuan sepekan sekali (biasanya @ 1 jam) di ruangan beliau, Diskusi berjalan dengan baik dan saya terbantu dalam pengembangan topik penelitian studi saya. Untuk lebih mengoptimalkan pertemuan, rencananya saya akan mengajukan bahan2 diskusi lebih spesifik untuk setiap pertamuan selanjutnya, namun keburu saya harus pindah. Saya juga diberi kunci lab, tempat duduk dan PC. Namun ternyata kebanyakan mhs S3 digrup saya adalah part timer dan tinggal diluar Cyberjaya (di Penang dan Kuching), sehingga mereka sangat jarang ke lab. Yang ke lab biasanya seorang mhs S2 dan tiga orang yang mengerjakan proyek penelitian yang tidak begitu terkait dengan penelitian saya. Akhirnya saya lebih banyak bekerja di kamar asrama, dan sesekali di perpustakaan. Proses bimbingan di MMU tidak standar, dari teman lain yang sedang studi S3 di MMU ada yang pembimbingnya ketat dan sangat galak, ada yang iya-iya saja, dan ada yang pembimbingnya malah kabur entah kemana. Demikian juga lab dan riset grup saya lihat kebanyakan tidak jalan. Dibandingkan dengan universitas lain (terutama universitas negeri), MMU relatif muda, sehingga jumlah mhs S3nya pun lebih sedikit.


Lain-lain.
Cyberjaya panas
Kampus MMU fasilitas olah raganya lengkap. Saya rutin berenang dan murah.
Kampusnya modern, bersih
Biaya hidup sedang, hanya akomodasi kalau di Cyberjaya/Putrajaya mahal.

Tinggal di hostel/asrama MMU cukup enak dan membantu.
Sebaiknya berbaur dengan mhs asing, jangan dengan sesama mhs Indonesia terus.
Bahasa pengantar resmi di kampus adalah bhs Inggris.
Ada masjid di MMU dan cukup aktif jamaahnya.

Foto-foto MMU ada di http://www.flickr.com/arifbijaksana